2018

Monday 5 March 2018

Mencintai Ahlul Bait Rasulullah ﷺ adalah Ciri Ahlul Sunnah




AHLUL BAIT Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam memiliki keutamaan dan kemuliaan bagi semua kaum Muslimin, karena Allah Subhanahu Wata’ala memuliakan dan membersihkan mereka dari dosa, mewajibkan kaum Muslimin untuk mencintai mereka di atas semua ras manusia.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzâb [33]: 33)
Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman kepada nabi-Nya, “Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS. Asy-Syûrâ [42]: 23)
Artinya, katakan kepada mereka wahai Muhammad, aku tidak menginginkan upah dari kalian semua selain kalian mencintaiku dan mencintai keluargaku.
Ahlul Bait adalah keturunan suci Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang memiliki ikatan nasab, mereka adalah keturunan Fathimah sampai hari kiamat. Demikian yang dijelaskan Imam Nawawi dalam Syarh Al-Muhadzdzab.
Diriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Didiklah anak-anak kalian untuk tiga hal; mencintai nabi kalian, mencintai Ahlul Baitnya dan membaca Al-Qur`an, karena para penghafal Al-Qur`an itu berada di bawah naungan Allah pada hari tiada naungan lain selain naungan-Nya, bersama para nabi dan orang-orang pilihan-Nya.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda,
أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِي بِحُبِّ اللَّهِ وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِي بِحُبِّي
“Cintailah Allah karena nikmat yang diberikan kepada kalian cintailah aku karena kecintaan (kalian) kepada Allah, dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan (kalian) kepadaku.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Segala sesuatu ada asasnya, dan asas islam adalah mencintai Rasulullah dan ahli baitnya.”
Allah Subhanahu Wata’ala mensyariatkan untuk mendoakan Ahlul Bait dalam tasyahud ahkhir setiap kali shalat menurut Madzhab Syafi’iyah, itu sudah cukup menunjukkan kemuliaan mereka.
Bahkan Imam Asy-Syafi’i pernah bersyair;
Wahai Ahlul Bait Rasulullah, mencintai kalian…
Kewajiban dari Allah dalam Al-Qur`an yang Ia turunkan
Siapa yang tidak membaca doa shalawat untuk kalian, tidak ada shalat baginya 
Itu sudah cukup menunjukkan agungnya kemuliaan kalian

Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kerabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam lebih aku cintai melebihi kerabatku sendiri.”
Abu Bakar juga berkata, “Muliakanlah Ahlul Bait Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.”
Imam Abdullah Al-Haddad bersyair dalam Kitab At-Tâ`iyah Al-Kubrâ;

Keluarga Rasulullah adalah keluarga suci
Mencintai mereka hukumnya fardhu 
Mereka adalah para pembawa rahasia setelah nabi mereka
Dan para pewarisnya adalah pewaris-pewaris terbaik

Diriwayatkan secara marfu’ dari Abu Sa’id Al-Khudri, “Ada tiga kesucian Allah, barangsiapa memelihara ketiganya, Allah akan menjaga agama dan dunianya dan barangsiapa tidak memelihara ketiganya, Allah tidak akan menjaga dunia dan akhiratnya; kesucian islam, kesucianku dan kesucian kerabatku.”
Barangsiapa memelihara ketiga kesucian itu, ia telah naik di atas perahu keselamatan, dan siapa yang tidak menjaganya, ia ketinggalan perahu keselamatan.
Syaikh Imam Abdullah Al-Haddad bersyair;
Ahlul Bait Al-Musthafa nan suci
Mereka adalah jaminan aman bumi, maka ingatlah
Mereka laksana bintang-bintang yang terang
Seperti dijelaskan dalam kitab-kitab sunan
(Mereka laksana) perahu keselamatan kala…
Engkau takut pada badai taufan semua gangguan 
Selamatkan dirimu di dalamnya, jangan tertinggal

Berpegang teguhlah pada (agama) Allah dan mintalah pertolongan. (Dinukil dari Kitab Bahjatuth Thalibin karya Al-Faqih Al-Muhaqqiq Zen bin Ibrahim bin Sumaith)
Sikap Ahlus Sunnah
Sebuah hadits diriwayatkan oleh Iman Hakim
فلو أن رجلا صفن بين الركن والمقام فصلى صام ثم لقى الله وهو مبغض لأهل بيت محمد دخل النار
حديث حسن صحيح على شرط مسلم

“Seandainya seorang beribadah diantara rukun dan maqam (di depan Ka’bah) kemudian dia bertemu Allah Subhanahu Wata’ala dalam keadaan dia benci pada keluarga Muhammad, niscaya dia akan masuk neraka.”
Dari dalil-dali dan keterangan di atas sudah sangat jelas bahwa mencintai Ahlul Bait adalah kewajiban setiap Muslim, apapun madzhabnya, para imam Ahlus Sunnah sangat menjunjung tinggi kehormatan mereka dan mencintai dengan sepenuh hati.
Tuduhan orang bahwa mencintai Ahlul Bait adalah Syiah itu jelas cara Yahudi menjauhkan umat ini dari tali Allah dan Rasulullah.
Kita Ahlus Sunnah mencintai Ahlul Bait dan sangat memulikan para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.
Ya Rabb beri kami kecintaan pada Ahlul Bait para penerus dakwah Nabi dan sahabat yg telah berkorban serta menemani beliau di kala suka dan duka.
وصلى اللّٰه على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم

Wahabi - Duri dalam daging





Antara sasaran masa pendek wahabi menerusi para pendakwah mereka (Dr, PHD) adalah supaya masyarakat awam menerima mereka sebagai salah satu pegangan yang benar.

Jawapannya pasti boleh jika masyarakat awam tidak belajar dan melihat mereka ini sebagai golongan yang mengikut sunnah sebenar.

Dalam bab akidah mereka meyakinkan orang awam bahawa mereka berpegang sama seperti para salaf, tetapi hakikatnya salaf tidak berpegang seperti mereka.

Antara pegangan akidah mereka ialah mengatakan Allah ada tangan, tapi tangan yang layak pada Allah, Allah ada muka, muka yang layak pada Allah. Allah duduk di atas arasy, duduk yang layak pada Allah.

Ulamak menghukum pegangan sebegini bidaah dan fasik. Sentiasa berdosa setiap saat selagi mana tidak bertaubat. Jadi, bentenglah anak2 kita dengan belajar akidah yang benar untuk dipegang putus, untuk mengharungi zaman fitnah akidah ini. Dan berdoa semoga sasaran mereka tidak berjaya.

Kata tok guru, berdakwah kepada mereka yang sudah terkena virus ini amat menyakitkan, umpama menarik paku di batang pokok. Kadang-kadang paku tak bergerak, tangan kita yang sakit. Jadi, kena banyak bersabar.

Kita memohon kepada Allah supaya diperlihatkan kepada kita kebenaran itu sebagai yang benar, serta dikurniakan kepada kita untuk mengikutinya.

Dan supaya diperlihatkan kepada kita akan kebatilan itu sebagai yang salah, serta dikurniakan kepada kita untuk menjauhinya. Dan supaya tidak menjadikan ia kesamaran kepada kita, lalu kita menurut hawa nafsu.

Dan supaya Allah menjadikan hawa nafsu mengikut apa yang didatangkan oleh Rasulullah ﷺ

www.dahagataqwa.blogspot.com

Thursday 8 February 2018

Siapa Sultanul-Ariffin Sheikh Ismail Bin Sayyed Ibnu Jabbar?



SIAPA SULTANUL-ARIFFIN SHEIKH ISMAIL BIN SAYYED IBNU JABBAR?

1. Nama sebenar beliau ialah Sayyed Ismail Bin Sayyed Ibnu Jabbar. Gelar tambahan ‘Sultan al-Ariffin Sheikh’ adalah penghormatan yang diberikan kepada beliau oleh muridnya di dalam tradisi Sufi. Beliau adalah Sheikh Tariqah Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah, Shattariyyah dan Jistiyyah.

2. Sheikh Ismail dilahirkan pada 17 Rabiul Awwal 867H/1463M di Baghdad dan meninggal dunia di Pulau Besar, Melaka pada 17 Rabiul Awwal 925H/1520M ketika berumur 58 tahun.

3. Beliau adalah cicit kepada Sultan al-Awliyaa Sheikh Abdul Qadir Jilani (470H/1077M – 561H/1166M). Sheikh Abdul Qadir adalah keturunan ke 14 dari Rasulullah . Maka Sheikh Ismail adalah keturunan ke 18 dari Rasulullah ﷺ.

4. Sheikh Ismail beserta gurunya Sheikh Yusuf Siddiq dan abangnya Sheikh Ibrahim beserta 13 orang yang lain dari Baghdad sampai ke Pulau Besar pada 1495M. Mereka adalah peneroka yang pertama yang membuka Pulau Besar untuk dijadikan pusat perkembangan dakwah di Alam Melayu. Kemudiannya beberapa lagi para pendakwah datang dari Syria, Yaman dan Semenanjung Arab sehingga jumlahnya seramai 43 orang yang menghidupkan Pulau Besar sebagai Pusat Perkembangan Dakwah Alam Melayu.

5. Menariknya, kesemua 43 pendakwah ini (ada yang mengatakan kesemuanya wali Allah belaka) meninggal di Pulau Besar. Cuma makam yang telah dikenal pasti hanyalah 4 makam iaitu Makam Sheikh Ismail, Sheikh Yusuf, Sheikh Ibrahim dan Sarah (anak Sheikh Yusuf yang berkahwin dengan Sheikh Ibrahim).

6. Sheikh Ismail dikatakan mempunyai 3 orang anak, seorang lelaki, dua perempuan. Malangnya maklumat mengenai mereka belum diketahui setakat ini.

7. Sejarah kedatangan Sheikh Yusuf dan rombongan ke Pulau Besar amatlah menarik untuk difahami.Ketika beliau berumur 7 tahun, bapanya telah bermimpi agar pergi menziarahi Makam Rasulullah ﷺ. Ketika di MakamRasulullah , mereka telah diarahkan oleh Baginda agar pergi melakukan dakwah ke Alam Melayu.

8. Kemudian, apabila Sheikh Ismail sudah dewasa iaitu sekitar awal 30an, kali ini beliau sendiri bermimpi untuk segera ke Makam Rasulullah  di Madinah. Ketika menziarahi Makam Baginda, Sheikh Ismail mendapat arahan serupa untuk segera berdakwah ke Alam Melayu.

9. Sheikh Ismail dan rombongan seramai 16 orang pertama kali sampai di Pulau Besar pada tahun 1495M ketika berumur 32 tahun. Mereka segera menjadikan Pulau tersebut sebagai Markas Dakwah dan Tarbiah.

10. Ketika kehadiran mereka di Pulau Besar, Kesultanan Melayu Melaka ketika itu diperintah oleh Sultan Mahmud Syah (1488 – 1528M), Sultan yang terakhir sebelum Melaka jatuh ketangan penjajah Portugis pada 1511.

SUNAN BONANG DAN SUNAN GIRI BERGURU DI PULAU BESAR

11. Dikatakan juga dua orang Wali Songo atau dalam Bahasa Melayu Wali Sembilan yang terkenal dengan penyebaran Islam di Pulau Jawa, iaitu Sunan Bonang dan Sunan Giri pernah datang untuk berguru di Pulau Besar dengan Sheikh Ismail yang juga di kenali sebagai Wali Lanang. Berkat ilmu yang dipelajari, kedua mereka pulang ke Pulau Jawa, lantas membuka pesantren atau pondok bagi tujuan penyebaran Islam di Pulau Jawa yang masih dikuasai oleh Kerajaan Majapahit yang menganut agama Hindu/Buddha.

12. Hasil dakwah yang gigih dari Wali Songo ini, maka pada tahun 1517, Kerajaan Majapahit tumbang dan digantikan dengan Kerajaan Islam Demak yang menjadi pemangkin kepada penyebaran Islam ke seluruh Kepulauan Indonesia. Berdasarkan maklumat ini, bolehlah dikatakan bahawa Pulau Besar mempunyai saham di dalam penyebaran Islam ke seluruh Alam Melayu sebagaimana yang diamanahkan kepada Sheikh Ismail.

13. Kejatuhan Melaka ditangan Portugis pada tahun 1511 terubat dengan tertegaknya Kerajaan Islam Demak yang diasaskan oleh Wali Songo pada 1517.

SHEIKH ISMAIL KEMBALI KE RAHMATULLAH

14. Sheikh Ismail kembali ke Rahmatullah pada tahun 1520 ketika berumur 58 tahun setelah mengabdikan diri dengan amanah dakwah yang dipesan oleh Rasulullah . Makamnya adalah testimoni akan pengabdian yang mutlak kepada Allah ta’ala di dalam melaksanakan amanah dakwah yang sangat dituntut oleh ajaran Islam.




Kisah Khwaja Qutbuddin Bakhtiyar Kaki, r.a





Hazrat Khwaja Qutbuddin Bakhtiyar Kaki r.a. dilahirkan pada 569 A.H. [1173 C.E.] di sebuah bandar bernama "Aush" atau Awash di Mawar-un-Nahar (Transoxania). Khwaja Qutbuddin r.a. nama asli adalah "Bakhtiyar" tetapi gelarannya adalah "Qutbuddin". Nama "Kaki" kepada namanya disebabkan oleh keajaiban yang dicetuskan olehnya pada peringkat akhir hidupnya di Delhi. Beliau juga berasal dari keturunan langsung Nabi Muhammad s.a.w.s., turun dari Hazrat Imam Hussain r.a .. Hazrat Khwaja Bakhtiyar Khaki r.a. adalah satu setengah tahun apabila bapanya meninggal dunia. Ibunya mengatur untuk dia pendidikan dan latihan yang sangat baik.

Apabila Hazrat Khwaja Mu'inuddin Chishti r.a. pergi ke Isfahan, 40 hari sebelum kematiannya, dia mengambil sumpah setia di tangannya dan menerima Khilafat dan Khirqah (sufi jubah) darinya. Oleh itu, beliau adalah pengganti rohani pertama Hazrat Khwaja Gharib Nawaz, Khwaja Mu'inuddin Chishti r.a. Selepas itu, tuan rohaninya meminta beliau pergi ke India dan tinggal di sana.

Apabila Khwaja Qutbuddin r.a. bertujuan untuk mencium kaki Pir-o-Murshidnya dan meminta kebenarannya untuk berangkat, Hazrat Khwaja Sahib memahaminya dan memintanya untuk menjadi lebih dekat, dan apabila Khwaja Bakhtiyar r.a. naik dan jatuh di kaki Pir, Khwaja Mu'inuddin r.a. membesarkannya dan memeluknya dengan sayang. Kemudian AFateha dibacakan dan Khwaja Mu'inuddin r.a. menasihatkan Muridnya: "Jangan sekali-kali berpaling dari jalan Sufisme dan Kebenaran. Buktikan diri anda sebagai seorang yang berani dalam Misi Ilahi ini. "Ketika dia kembali jatuh ke kaki Khwaja Mu'inuddin r.a. terharu dengan cinta dan kesedihan pada jam perpisahan ini, dia sekali lagi dibesarkan dan dipeluk oleh Pir-o-Murshid. Mengikuti perintah ini, dia pergi ke Delhi dan tinggal di sana. Ia adalah zaman Sultan Shamsuddin Iltutmish.

Hampir dua puluh hari telah berlalu apabila berita itu dibawa oleh utusan yang Hazrat Khwaja Gharib Nawaaz r.a. hilang ke dalam kebahagiaan Allah yang abadi dari Allah SWT.

Hazrat Khwaja Bakhtiyar Kaki r.a. digunakan untuk menawarkan 95 Rakats Salah [bahagian doa] selama 24 jam siang dan malam, bersama dengan 3000 Durud Sharifs [sebahagian doa] setiap malam atas jiwa Nabi s.a.w.s. Semasa 3 malam pertama perkahwinan pertamanya, beliau tidak dapat mengekalkan Durud Sharif. Nabi saw s.a.w.s. menghantar mesej berwawasan kepada seorang yang saleh bernama Rais Ahmed, meminta Hazrat Bakhtiyar Kaki r.a. sebab mengapa dia tidak membaca Durud Sharif. Hazrat Bakhtiyar Kaki r.a. menceraikan isterinya dengan segera sebagai tanda taubat dan selepas itu memecah semua hubungan duniawi dan menumpukan sepenuh masanya kepada pengabdian Allah SWT dan Nabi s.a.w.s.

Diriwayatkan bahawa pada peringkat awal hidupnya, Hazrat Khwaja Qutbuddin r.a. akan tidur, tetapi pada bahagian terakhir hidupnya, dia terus terjaga sepanjang masa. Beliau juga telah mengingatkan Al-Quran untuk ingatan dan digunakan untuk membaca dan menyelesaikannya dua kali sehari. Setiap kali datang kepada Khanqahnya, dia segera membagikannya kepada golongan miskin dan miskin. Sekiranya tidak ada apa-apa, dia akan meminta petugas dan mureednya untuk mengedarkan air kosong sebagai tanda keramahannya.

Sheikh Nur Bux telah menulis di dalam bukunya berjudul "Silsila tuzzah": "Bakhtiyar Aushi adalah penyembah yang besar, mistik dan sahabat Allah. Secara peribadi dan awam, dia telah dilayan dengan mengingati Allah. Dia terbiasa makan sedikit, tidur sedikit dan bercakap sedikit. Beliau adalah kepribadian yang tinggi dalam dunia mistisisme. "

Beliau tidak selari dengan meninggalkan dunia dan menderita kemiskinan dan kelaparan. Dia terus mengasyikkan dalam mengingati Allah. Apabila seseorang datang kepadanya, dia akan kembali kepada deria derasnya dan kemudian dapat bercakap dengannya. Selepas pertukaran yang singkat dia akan menunjukkan ketidakupayaannya untuk terus berlanjutan dan jatuh ke dalam penyerapan yang sama sekali lagi.





Sekali Hazrat Khwaja Qutbuddin r.a. telah datang kembali dengan saudara-saudaranya dan pengikut-pengikutnya selepas menyampaikan Eid Salah [solat sunat] bahawa dia, tiba-tiba, berhenti di suatu tempat dalam diam. Selepas seketika kerabatnya menyampaikan: "Hari ini adalah hari Idul Fitri. Ramai orang akan menunggu ketibaannya. "Setelah mendengar Hazrat Khwaja r.a. keluar dari keadaannya yang hilang dan berkata, "Dari tanah ini saya mempunyai bau lelaki yang sempurna."

Selepas itu, dia pulang ke rumah dan selepas makan selesai, dia meminta orang ramai memanggil pemilik tanah itu kepadanya. Apabila pemilik datang kepadanya, dia membeli tanah itu daripadanya. Kemudian, Hazrat Bakhtiyar r.a. telah dikebumikan di tanah yang sama.

Kematian juga datang kepadanya dengan cara yang luar biasa. Dikatakan bahawa sekali dalam perhimpunan Sama [muzik agama] dia mendengar satu ayat Hazrat Ahmad Jam dengan arti: "Mereka yang terbunuh dengan pisau menyerah dan kesenangan mendapatkan kehidupan baru dari yang Ghaib."

Hazrat Khwaja Bakhtiyar Kaki r.a. sangat diserap dan diilhamkan dengan ayat ini bahawa sejak hari itu dia terus membacanya dalam keadaan tidak sedarkan diri dan memberikan hidupnya dalam keadaan yang sama. Beliau kekal di negeri Wajd selama 3 hari berturut-turut dan tamat pada hari ke-4. Beliau meninggal pada 14 Rabi-ul-Awwal 633 A.H. Atas kematiannya yang luar biasa, Hazrat Khwaja Qutbuddin Bakhtiyar Kak ir.a. dikenali sebagai "Shahid-e-Mohabbat" atau Martir Cinta Allah.

The Mazaar Sharif [makam mulia] Hazrat Khwaja Qutbuddin Bakhityar Kaki r.a. terletak berhampiran Qutb Minar di Delhi lama, India.

Beliau juga menikmati gelaran berikut di dunia Sufi: Qutub-ul-Aqtaab, Malik-ul-Mashaa'ikh, Rais-us-Saalikin, Siraj-ul-Auliya, dll.

Wednesday 7 February 2018

Kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam dan Ratu Balqis




Golongan Jin Iri Hati Dengan Ratu Balqis
Ratu Balqis adalah seorang wanita yang sangat cantik dan mempunyai akal yang cerdas, oleh sebab itulah golongan jin merasa iri hati dengannya. Mereka mengatakan bahawa Ratu Balqis itu mempunyai dua aib, pertama tubuhnya pendek dan kedua betisnya seperti betis unta.
Maka Nabi Sulaiman memerintahkan supaya para Jin mengubah sedikit singgahsana Ratu Balqis, lalu beliau menyuruh pula membangun sebuah mahligai yang dibuat dari kaca. Bahagian bawah mahligai tersebut dan kelilingnya mengalir sungai-sungai dengan berisikan ikan-ikan, di atas air itu dibuat sebuah jambatan daripada kaca.

Ketika Ratu Balqis dan rombongan tiba, Nabi Sulaiman bertanya kepadanya: “Apakah ini singgahsanamu? Ratu Balqis menjawab: Mungkin! Ia tidak mengatakan ya, kerana dilihatnya ada sedikit perubahan. Tetapi tidak mengatakan bukan, disebabkan ada sebahagian yang serupa dengan singgah-sananya. Dari jawapan Ratu Balqis itu, tahulah Nabi Sulaiman as bahawa ia adalah seorang wanita yang berakal sempurna serta bijaksana.
Kemudian Nabi Sulaiman as menyuruh tamunya itu masuk ke dalam istana. Ketika Ratu Balqis melihat ke dalam istana, ia melihat seakan-akan ada aliran air, sehingga ia mengangkat kainnya, sehingga betisnya tersingkap. Nabi Sulaiman as melihat betisnya itu, maka tidak ada satu aibpun seperti yang disampaikan oleh golongan jin.

Nabi Sulaiman berkata kepada Ratu Balqis: “Ini adalah sebuah mahligai yang licin, ia dibentuk daripada kaca.” ketika Ratu Balqis menyaksikan betapa hebatnya Nabi Sulaiman, ia berkata dalam hatinya: “Walaupun kerajaanku luas, singgahsanaku indah dan megah, bala tenteraku ramai, namun jika dibandingkan dengan semua yang aku saksikan ini, seakan-akan milikku tidak bererti.
Kemudian ia berkata seperti yang diungkapkan di dalam Quran, firman Allah,  surah An Naml ayat 44 bermaksud: “Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Rabb semesta alam.” Setelah itu Ratu Balqis pun berkahwin dengan Nabi Sulaiman as. Peristiwa pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Balqis ini terjadi pada hari Jumaat.
Begitu besarnya kerajaan Nabi Sulaiman as. yang mana angin sebagai kenderaannya, manusia dan jin sebagai tenteranya, burung sebagai pembantu dan teman-teman bercakapnya, binatang-binatang buas sebagai buruhnya dan para malaikat sebagai utusannya.

Nabi Sulaiman as mempunyai satu padang, sebahagian tanahnya terbuat daripada emas dan sebahagian lagi daripada perak. Jika tenteranya berbaris di padang itu, maka panjang barisan itu tidak kurang dari seratus parsakh. Sedangkan luas tempat tinggalnya adalah sebulan perjalanan.
Kemudian golongan jin membuat untuknya sebuah permaidani daripada emas dan perak. Pada permaidani tersebut terdapat dua belas ribu mihrab, pada setiap mihrab terdapat kursi daripada emas dan perak, kemudian duduk di atas tiap-tiap kursi tersebut seorang yang alim dari ulamak Bani Israil.
Pada setiap hari dimasak kira-kira seribu unta, empat ribu lembu dan empat puluh ribu kambing. Nabi Sulaiman juga mempunyai piring-piring yang besar bagaikan kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku.
Firman Allah SWT:
Para jin membuat untuk Nabi Sulaiman apa yang dikehendaknya dari bangunan yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya seperti kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku.” (Saba’: 13)       Begitu besarnya nikmat dan kelebihan Nabi Sulaiman as. Namun begitu kelebihan dan kenikmatan umat Nabi Muhammad ﷺ  yang beriman, di dalam Syurga nanti disediakan tempat-tempat tinggal dan darjat, kebun-kebun, sungai-sungai dan buah-buahan. Di dalamnya diperolehi segala sesuatu yang menyenangkan jiwa dan mata. Di dalamnya juga terdapat sesuatu yang tidak pernah terlintas oleh fikiran manusia.
Dikisahkan bahawa serendah-rendah darjat tempat umat Nabi Muhammad ﷺ di dalam Syurga itu ialah seratus kali luas kerajaan Sulaiman as. Malah lebih baik, kerana Syurga adalah tempat yang abadi. Di dalamnya tidak ada matahari, kesejukan, kesakitan, kesusahan serta lain-lain penderitaan. Di Syurga adalah tempat yang abadi, kesenangan tanpa batas, pemberian tanpa dihitung, penerimaan tanpa ditolak.
Ada Syurga yang dinamakan dengan Darussalam, di dalamnya mempunyai keselamatan tanpa adanya kebinasaan, kenikmatan tanpa malapetaka, kecintaan tanpa permusuhan, kemuliaan tanpa kehinaan serta bermacam-macam lagi kenikmatan yang sukar untuk diungkapkan.
Kemudian Syurga Jannatunna’im. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa disediakan di sisi Allah mereka Syurga kenikmatan. Di dalamnya para hamba-hamba-Nya bertempat tinggal, para nabi menjadi sahabatnya, tinggal kekal  dalamnya dengan kurnia yang berlimpah ruah. Tidak ada kesusahan di dalamnya, terdapat bidadari cantik dan jelita, mahligainya tinggi dan tempat yang luas.
Syurga Firdaus, disediakan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu, menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat, tidak membuat kemungkaran serta menjalankan segala yang diperintahkan Allah SWT. Allah SWT menjadikan penghuni Syurga ini sebagai kekasihNya.
Di dalam Syurga Firdaus terdapat empat sungai, iaitu sungai dari air tawar, sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai dari air arak yang lazat rasanya dan sungai air madu. Di dalamnya juga diperolehi berbagai macam buah-buahan. Ada lagi empat mata air iaitu: Salsabil, Zanjabil, Rohiiq dan Tasniim. Ada lagi dua mata air yang mengalir dan dua mata air yang memancar, iaitu Al-kaafuur dan Al-kautsar. Di dalamnya juga diperolehi segala sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati.
Firman Allah SWT:
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Allah Yang Berkuasa.”
(Al-Qamar: 54-55)